Jumat, 07 Desember 2012

Kebugaran Jasmani Kelas XI Semester Ganjil

Bentuk-Bentuk Latihan Kebugaran Jasmani

1. Latihan Peningkatan Kelincahan

Kelincahan (agility) adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan berkaitan dengan tingkat kelentukan. Tanpa kelentukan yang baik seseorang tidak dapat bergerak dengan lincah. Selain itu, factor keseimbangan sagat berpengaruh terhadap kemampuan kelincahan seseorang.

Bentuk-bentuk latihan kelincahan, antara lain: lari bolak-balik (shuttle-run), lari belak-belok (zig-zag), dan jongkok berdiri (squat thrust).

a. Latihan mengubah gerak tubuh arah lurus (shuttle-run)

   1) Tujuannya: melatih mengubah gerak tubuh arah lurus.
   2) Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
  • Lari bolak-balik dilakukan secepat mungkin sebanyak 6 – 8 kali (jarak 4-5 meter).
  • Setiap kali sampai pada suatu titik sebagai batas, si pelari harus secepatnya berusaha mengubah arah untuk berlari menuju titik larinya.
  • Perlu diperhatikan bahwa jarak antara kedua titik tiddak boleh terlalu jauh, dan jumlah ulangan tidak terlampau banyak, sehingga menyebabkan kelelahan bagi si pelari.
  • Dalam latihan ini yang diperhatikan ialah kemampuan mengubah arah dengan cepat pada waktu bergerak.
b. Latihan lari belak-belok (zig-zag)

   1) Tujuannya: melatih mengubah gerak tubuh arah berkelok-kelok
   2) Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
  • Latihan ini dilakukan dengan cara berlari bolak-balik dengan cepat sebanyak 2-3 kali di anatar beberapa titik (misalnya 4-5 titik).
  • Jarak setiap titik sekitar dua meter.
c. Latihan mengubah posisi tubuh/jongkok-berdiri (squat-thrust)

   1) Tujuannya: melatih mengubah posisi tubuh (jongkok dan berdiri tegak).
   2) Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
  • Jongkok sambil menumpukan kedua lengan dilantai
  • Pandangan ke arah depan
  • Lemparkan kedua kaki belakang sampai lurus dengan sikap badan telungkup dalam keadaan terangkat.
  • Degan serentak, kedua kaki ditarik ke depan, kemudian kembali ke tempat semula.
  • Latihan ini dilakukan berulang-ulang dengan gerakan yang sama.
d. Latihan kelincahan bereaksi

   1) Tuuannya: melatih kelincahan dalam melakukan suatu reaksi gerakan.
   2) Cara melakukannya adalah sebagai berikut:
  • Berdiri dengan sikap ancang-ancang, kedua lengan disamping badan siku bengkok, perhatikan aba-aba peluit.
  • Bunyi peluit pertama, lari ke depan secepat-cepatnya.
  • Bunyi peluit kedua, lari mundur secepat-cepatnya.
  • Bunyi peluit ketiga, lari ke samping kiri secepat-cepatnya.
  • Bunyi peluit keempat, lari kesamping kanan secepat-cepatnya.
  • Latihan ini dilakukan terus-menerus secara berangkai tanpa berhenti dahulu.
2. Latihan Daya Ledak (Power)

a. Hakikat Latihan Power

Daya ledak (power) adalah hasil dari kekuatan dan kecepatan. Kalau 2 orang individu masing-masing dapat mengangkat beban yang beratnya 50 kg, tetapi yang seorang dapat mengangkatnya lebih cepat dari pada yang lain, maka orang itu dikatakan mempunyai daya ledak (power) yang lebih baik dari pada orang yang mengangkatnya lebih lambat.

Daya ledak (power) berguna pula bagi cabang-cabang olahraga seperti: sepak bola, bola basket, anggar, dyung, weight lifter, dan cabang-cabang olahraga lainnya. Latihan power beberapa waktu yang silam adalah tabu, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di Negara-negara lain, kecuali untuk cabang olahraga angkat besi.

b. Bentuk-bentuk Latihan Daya Ledak (power)

Salah satu bentuk latihan daya ledak (power) yang sering dilakukan orang yaitu dengan menggunakan besi atau mengangkat beban. Pelaksanaannya adalah mengangkat besi/beban dengan berat beban disesuaikan dengan kebutuhan. Cara mengangkat beban yaitu dilakukan berulang-ulang dengan cepat. Perlu diingat bahwa penentuan jumlah/berat beban jangan terlalu berat, agar beban dapat diangkat dengan berulang kali. Lamanya melakukan latihan dibagi dalam beberapa repetisis dan dilakukan dalam beberapa set.

Bentuk-bentuk latihan untuk meningkatkan daya ledak (power) adalah sebagai berikut:

1) Melompat dengan dua kaki (double leg bound)
2) Melompat dengan satu kaki secara bergantian
3) Lompat jongkok
4) Lompat dua kaki dengan box

3. Latihan Peningkatan Daya Tahan Tubuh

Daya tahan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kerja dalam waktu yang relative lama. Istilah lainnya yang sering digunakan ialah respiration-cardio-vaskulair endurance, yaitu daya tahan yang berhubungan dengan pernapasan, jantung, dan peredaran darah. Oleh karena itu,bentuk latihan untuk meningkatkan daya tahan pernapasan-jantung-peredaran darah ini disebut ergosistem sekunder yang dilatih melalui peningkatan ergosistem primer (system saraf-otot dan tulang kerangka).

a. Latihan daya tahan otot

Daya tahan otot adalah kemampuan otot-otot untuk melakukan tugas gerak yang membebani otot dalam waktu yang cukup lama. Salah satu bentuk latihan daya tahan otot adalah latihan beban (weight training). 

Latihan beban adalah latihan-latihan yang sistematis dengan beban yang hanya dipakai sebagai alat untuk menambah kekuatan otot guna mencapai berbagai tujuan tertentu, seperti memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi dalam suatu cabang olahraga, dan sebagainya. Oleh karena itu, beban-beban yang dipergunakan dalam latihan beban tidaklah seberat seperti dalam angkat besi.

1) Prinsip-prinsip latihan beban

Beberapa prinsip dan syarat latihan beban adalah sebagai berikut:
  1. Latihan beban harus didahului dengan (warm-up) pemanasan yang menyeluruh.
  2. Prinsip overload harus diterapkan, karena perkembangan otot hanya mungkin apaila dibebani dengan tahanan yang kian hari kian bertambah berat.
  3. Sebagai patokan dianjurkan untuk melakukan tidak lebih dari 12 Rm dan tidak kurang dari 8 RM (repetisi maksimal) untuk setiap bentuk latihan. Penentuan 8 RM tersebut dilakukan melalui proses trial and error (coba-coba).
  4. Agar hasil perkembangan otot efektif, setipa bentuk latihan dilakukan dalam 3 set dengan istirahat di antara setiap set sekitar 3-5 menit.
  5. Setiap mengangkat, mendorong atau menarik beban haruslah dilakukan dengan teknik yang benar.
  6. Setiap bentuk latihan haruslah dilakukan dalam ruang gerak yang seluas-luasnya, yaitu dari ekstensi penuh sebagai kontraksi penuh.
  7. Selama latihan, pengaturan pernapasan haruslah diperhatikan. Keluarkan napas pada waktu melakukan bagian yang terberat dari bagian tersebut, dan ambil napas pada waktu bagian yang terentang (bagian relaksasi) dari latihan.
  8. Latihan beban sebaiknya dilakukan tiga kali dalam seminggu. Jadwalnya bias senin, rabu, dan jumat, dan diselingi dengan satu hari istirahat. Adanya istirahat memberikan kesempatan bagi otot untuk berkembang dan mengadaptasikan diri pada hari istirahat tersebut.
  9. Latihan beban harus diawasi oelh seorang guru/pelatih yang mengerti betul masalah latihan beban.
2) Bentuk-bentuk latihan beban

Bentuk-bentuk latihan yang diuraikan berikut ini adalah bentuk-bentuk latihan yang sering digunakan dalam latihan beban. Akan tetapi, masih ada lagi bentuk latihan yang lainnya. Untuk mengetahui manfaat dari latihan-latihan tersebut, perlu memahami struktur otot-otot yang terlatih. Bentuk-bentuk latihan beban tersebut sebagai berikut:

a) Press

Cara melakukannya:
  • Beban disimpan didada, dorong ke atas sehingga lengan lurus, kemudian kembalikan lagi beban ke dada.
  • Sikap kedua kaki sejajar dan terbuka kira-kira selebar bahu. Demikian pula kedua tangan memegang tiang (bar) barbell selebar bahu.
  • Variasi lain adalah, beban tidak diletakkan di dada, akan tetapi di pundak. Latihanini dapat dilakukan dengan sikap duduk. Maksudnya adalah untuk menambah stabilitas dan untuk mengurangi strain (cedera otot) yang berlebihan di pinggang.
  • Otot yang terlatih: terutama otot-otot bahu dan pundak, trapezius, serratus anterior, deltoid dan triceps.
b) High pull, sering disebut juga upright rowing

Cara melakukannya:
  • Berdiri tegak, beban diletakkan pada paha dan dipegang dengan telapak tangan menghadap ke dalam (pronasi).
  • Angkat sik setinggi mungkin sehingga tiang besi berada kira-kira dekat dagu.
  • Otot-otot yang terlatih: bahu dan pundak, deltoid, trapezius, serratus anterior, biceps, branchialis dan brachioradialis.
c) Curl

Cara melakukannya:
  • Berdiri tegak, lengan lurus ke bawah, siku di samping badan, beban dipegang dengan telapak tangan menghadap ke depan (supinasi).
  • Bengkokkan lengan pada siku dengan siku tetap di samping badan.
  • Harus diperhatikan bahwa gerakan berupa mengayunkan tubuh atau pinggang ke depan dank e belakang, yang biasanya dilakukan untuk maksud mempermudah angkatan, haruslah dihindari. Perhatikan pula bahwa pada waktu ke bawah, lengan betul-betul lurus sebelum membengkokannya lagi. Dengan menyandarkan punggung pada tembok biasanya gerakan pinggang ke depan dan kebelakang dapat dihindari.
  • Otot-otot yang terlatih: biceps, brachialis dan brachioradialis.
d) Squat

Cara melakukannya:
  • Beban ditaruh pada pundak di belakang leher, kemudian tungkai dibengkokkan. Sebaiknya tumit diganjal dengan suatu ketinggian, misalnya: sepotong kayu yang tebalnya 4-5 cm.
  • Untuk mencegah atlet melakukan squat yang terlalu rendah, dapat ditaruh kursi di belakang pantat untuk memberikan batas gerak ke bawahnya.
  • Otot-otot yang terlatih: terutama otot-otot paha (gluteus, maximus, biceps femoris, semitendinosus, semimembrannosus, gastrocnemius, soleus, quardriceps femoris)
e) Heel raise (calf raises)

Cara melakukannya:
  • Beban diletakkan dipundak, kemudian angkat tumit setinggi mungkin.
  • Untuk memberikan ruang gerak yang lebih jauh untuk pergelangan kaki, ujung-ujung kaki diletakkan di suatu ketinggian kira-kira 3 cm tingginya.
  • Otot-otot yang terlatih: gastrocnmius, soleus yaitu terutama otot-otot betis.
f) Pull over

Cara melakukannya:
  • Berbaring pada punggung di atas bangku, beban dipegang dengan lengan lurus sehingga lengan sedikit lebih rendah dari ketinggian bangku.
  • Angkat beban ke atas sampai lengan tegak lurus dengan badan. Perlu diperhatikan bahwa dalam latihan ini ekshalasi dilakukan pada waktu mengangkat beban, dan pengambilan napas pada waktu kembali meluruskan lengan ke atas kepala.
  • Latihan ini dapat juga dilakukan dengan lengan bengkok pada siku.
  • Otot-otot yang terlatih: terutama otot-otot dada, latisimus dorsi, teres mayor, pectoralis mayor, rhomboids triceps, coracobrachialis, biceps bagian atas.
g) Bench press

Cara melakukannya:
  • Berbaring pada punggung dengan beban di atas dada, kemudian dorong beban tegak lurus ke atas hingga lengan lurus.
  • Otot-otot yang terlatih: terutama otot-otot dada, triceps, pectoralis mayor, pectoralis minor, coracobrachinalis, biceps atas, deltoid anterior dan serratus anterior.
h) Snatch

Cara melakukannya:
  • Beban diletakkan di lantai. Peganglah tiang dengan pegangan kira-kira selebar bahu. Kemudian angkatlah besi langsung ke atas kepala.
  • Otot-otot yang terlatih: terutama pada otot-otot tungkai, pinggang, bahu, dan lengan.
i) Shoulder shrug

Cara melakukannya:
  • Berdiri tegak, beban diletakkan di paha.
  • Putarkan bahu dengan cara mengangkat dan menurunkannya.
  • Otot-otot yang terlatih bahu, upper back dan leher belakang.
j) Triceps stretch

Cara melakukannya:
  • Beban dipegang di belakang leher, kedua siku yang bengkok berada dekat di samping telinga.
  • Angkatlah beban dengan cara meluruskan lengan.
  • Selama latihan siku supaya tetap berada dekat telinga dan tidak bergerak ke depan.
  • Cara memegang besi adalah dengan pegangan supinasi (telapak tangan menghadap ke bawah).
  • Otot-otot yang terlatih: terutama untuk kekuatan otot triceps.
b. Latihan Daya Tahan Jantung dan Paru-Paru

Latihan yang dapat meningkatkan dan mengembangkan daya tahan jantung dan paru-paru banyak jenisnya antara lain: lari jarak jauh, renang jarak jauh, cross-country atau lari lintas alam, fartlek, interval training atau bentuk latihan apapun yang memaksa tubuh untuk bekerja dalam waktu yang lama (lebih dari 6 menit). Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai interval training.

Interval training adalah suatu system latihan yang diselingi dengan masa-masa istirahat. Interval training adalah acara latihan yang penting dimasukkan dalam program latihan keseluruhan. Bentuk latihan dalam interval training dapat berupa lari (interval running) atau renang (interval swimming).

Beberapa factor yang harus dipenuhi dalam menyusun program interval training antara lain:
  1. Lamanya latihan
  2. Beban (intensitas) latihan
  3. Ulangan (repetition) melakukan latihan
  4. Masa istirahat (recovery internal) setelah setiap repetisi latihan.
Secara mendasar ada dua bentuk latihan interval, yaitu:

1. Interval training lambat dengan jarak jauh
  • Lama latihan : 60 detik - 3 menit
  • Intensitas latihan : 60% - 75% maksimum
  • Ulangan latihan : 10 - 20 kali
  • Istirahat : 3 - 5 menit
Repetisi Jarak Waktu Istirahat
3 800 meter 160 detik 5 menit
3 600 meter 120 detik 4 menit
5 400 meter 80 detik 3 menit
5 300 meter 80 detik 2 menit
Contoh latihan:
Waktu terbaik 800 m: 2 menit 20 detik

2. Interval training cepat dengan jarak pendek
  • Lama latihan : 5 – 30 detik
  • Intensitas latihan : 85% - 90% maksimum
  • Ulangan latihan : 15 – 25 kali
  • Istirahat : 30 – 90 detik
Repetisi Jarak Waktu Istirahat
5 50 meter 8 detik 30 menit
5 100 meter 16 detik 90 menit
5 100 meter 16 detik 90 menit
5 50 meter 8 detik 30 menit
Contoh latihan:
Waktu terbaik 100 m: 14 detik

»»  Baca Selanjutnya...

Permainan Sepak Bola Kelas XII Semester Ganjil

Formasi Permainan Sepak Bola

Sepak bola adalah permainan beregu, yang terdiri atas 11 orang. Permainan ini mengutamakan kerjasama antarpemain seregu untuk memenangkan pertandingan.

Untuk menjalin kerjasam yang baik diperlukan pengertian antara satu pemain dengan pemain lainnya. Hal ini berlaku baik dalam situasi menyerang maupun dalam keadaan bertahan. Pengertian dan kerjasama ini juga disesuaikan dengan tugas dan fungsi posisi dari setiap pemain di lapangan. Pegaturan tugas serta fungsi setiap pemain pada umumnya terdapat dalam system permainan. Oleh karenanya, baik sebagai pemain maupun sebagai Pembina, harus memahami system-sistem utama yang dipakai dalam permaina sepak bola.

Formasi (sistem) dalam permaina sepak bola adalah cara penempatan, ruang gerak serta pembagian tugas dari setiap pemain dengan posisi yang ditempatinya. Hal tersebut berlaku baik pada saat melakukan penyerangan maupun pada waktu melaksanakan pertahanan. Dengan system ini, setiap pemain telah mengetahui tugas utamanya, daerah atau ruang gerak masing-masing, memahami apa yang harus dilakuka pada saat menyerang, dan kemana harus bergerak, serta siapa yang harus dijaga kalau pihaknya kalah bola.

Dengan formasi, maka pola penyerangan dan pertahanan akan terkoordinir, dan kerjasama akan lebih terarah. Setiap formasi mempunyai cirri-ciri tersendiri dan menuntut kualitas atau tingkat kemampuan pemain yang berbeda. Bahkan setiap posisi dalam system tertentu memerlukan kualitas pemain yang tidak sama. Sebagai contoh, pemain lapangan tengah (gelandang) dalam formasi 4-2-4 merupakan pemain yang lebih komplit kemampuannya dibandingkan dengan tuntutan pemain lapangan tengah dalam formasi WM atau formasi 4-3-3.

Suatu tim sebelum menggunakan atau menerapkan suatu system tertentu, perlu terlebih dahulu mengkaji materi pemain yang dimiliki. Kualitas pemain yang ada harus sesuai dengan tuntutan system yang akan digunakan.

Beberapa formasi permainan sepak bola yang sering digunakan, di antaranya: formasi 4-2-4, 4-3-3, 4-4-2, dan 1-3-3-3. Formasi tersebut akan dipaparkan satu-persatu sebagai berikut.

a. Formasi 4-2-4

Formasi 4-2-4 lahir di Inggris dan kemudian berkembang luas. Formasi 4-2-4 mendapat penghormatan dari Negara Brasil, karena tim nasionalnya berhasil menjadi juara dunia dengan menerapkan formasi ini pada 1958. Formasi 4-2-4 digambarkan sebagai berikut.

1 = Penjaga gawang
2 = Back kanan
3 = Back kiri
4 = center back
5 = center back
6 = gelandang kanan
7 = Gelandang kiri
8 = Kanan luar
9 = Striker
10 = Striker
11 = Kiri luar

Cara melakukan formasi 4-2-4 adalah sebagai berikut.
  1. Empat pemain belakang merupakan pertahanan yang kuat. Kedua pemain tengah (center back) bermain berdampingan satu sama lain secara diagonal. Salah satu di antara center back ini ikut bergerak maju saat tim sedang melakukan serangan.
  2. Kedua back (kiri/kanan)mendapat bantuan penuh dari center back masing-masing, agar dapat lebih memusatkan perhatian pada penyerang sayap lawan. Dalam system ini, masing-masing back dapat membantu penyerangan, bergantung dari rusuk manan penyerangan itu dilakukan.
  3. Kedua pemain lapangan tengah (gelandang) merupakan pemain yang paling sibuk, mereka harus menjelajah lapanga dengan radius yang luas. Kedua pemain ini bertugas membangun serangan, dan harus ikut dalam bertahan jika timnya mendapat serangan.
  4. Keempat pemain penyerang mempunyai tugas utama menyerang. Kedua pemain sayap ikut dalam usaha membangun serangan, yang dimulai dari garis tengah lapangan. Kedua pemain sayap harus menyadari posisi mereka, yakni dengan berlari menuju garis gawang lawan.
  5. Kedua pemain penyerang tengah yang merupakan dua ujung tombak penyerangan merupakan bahaya permanen bagi gawang lawan. Untuk membuyarkan pertahanan lawan, kedua penyerang tengah ini harus sering bertukar posisi dan mencoba untuk menyelesaikan gerakan awal yang dilakukan oleh pemain lain (terutama pemain sayapnya). Di samping itu, tugas lainya adalah untuk membuka “celah” bagi pemain-pemain yang dating menyerang dari lapangan tengah.

b. Formasi 4-3-3

Formasi ini lebih fleksibel dan merupakan variasi formasi 4-2-4 dengan menarik salah satu pemain depan ke posisi gelandang. Pertahanan hamper sama dengan formasi 4-2-4 hanya perbedaannya pada formasi ini pertahanan mendapat dukungan yang lebih baik dari tiga pemain lapangan tengah, yang mengisi daerah depan area pertahanan. Dengan kombinasi ini, kedua pemain belakang (full back)dan pemain lapangan tengah dapat melakukan terobosan. Biasanya ketiga penyerang melakukan tekanan terhadap pertahanan lawan, dan harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk mencetak gol. Pemain ini harus dapat membuka celah untuk pemain lainnya dengan jalan untuk menyibukkan pemain belakang lawan. Formasi 4-3-3 dapat digambarkan sebagai berikut.

1 = Penjaga gawang
2 = Back kanan
3 = Back kiri
4 = Poros haling/center back
5 = Poros haling/center back
6 = Gelandang kanan
7 = Gelandang tengah
8 = Gelandang kiri
9 = Kanan luar
10 = striker
11 = Kiri luar

Cara melakukan formasi 4-3-3 adalah sebagai berikut.
  1. Dukungan pemain lapangan tengah menguntungkan bagi kestabilan pertahanan.
  2. Pemain lapangan tengah dapat melakukan terobosan yang tiba-tiba kea rah pertahanan lawan.
  3. Pemain gelandang tengah berperan sebagai “pengatur” dalam membangun permainan, mengatur penyerangan dan juga memperhatikan pertahanan.
  4. Dari ketiga penyerang diperlukan seorang yang mengendalikan komando yang dapat melancarkan serangan, sehingga senantiasa membahayakan gawang lawan. Dia harus mampu menjalin kerjasama dan menyatukan sesame penyerang.
  5. Pemain sayap dapat bergerak lebih bervariasi dari pada pemain sayap formasi 4-2-4.
  6. Di samping gerakan perorangan seperti terobosan ke garis gawang lawan, cirri khusus formasi 4-3-3 adalah pertukaran posisi antar pemain yang banyak sekali dilakukan.

c. Formasi 4-4-2

Formasi ini secara otomatis memiliki kecendrungan dapat membuat barisan pertahanan lebih baik dan suatu penignkatan keseimbangan dilapangan tengah. Formasi 4-4-2 dapat digambarkan sebagai berikut.

1 = Penjaga gawang
2 = Back kanan
3 = Back kiri
4 = Poros haling/center back
5 = Poros haling/center back
6 = Gelandang kanan
7 = Gelandang tengah
8 = Gelandang tengah
9 = Gelandang kiri
10 = Striker
11 = Striker

Cara melakukan formasi 4-4-2 adalah sebagai berikut:
  1. Di depan daerah pertahanan, barisan pertahanan diperkuat empat pemain lapangan tengah, yang sekaligus memungkinkan untuk mengendalikan lapangan tengah dengan lebih baik.
  2. Jika dilakukan dengan cara yang benar, maka system ini hanya secara temporer memerlukan bantuan dilapangan tengah. Terobosan-terobosan sebanyak mungkin harus dilakukan dari lapangan tengah, dan langsung mengancam lawan. Dengan kata lain, pemain lapangan tengah harus mempunyai kemampuan yang sama dengan penyerang dalam mencetak gol.
  3. Kedua pemain harus membuat pemain belakang lawan sibuk dan senantiasa mengancam gawang lawan. Di samping itu, mereka juga harus dapat membuka ruang bagi rekan setimnya (pemain lapangan tengah) dengan melakukan gerakan-gerakan individual seperti membawa bola, menahan bola beberapa saat dan hal-hal lainnya, seperti mengoper bola, melakukan gerak tipu dan sebagainya.
  4. Perlu diingat jika “barisan kedua” pada lapangan tengah ternyata tidak berbahaya bagi gawang lawan (karena kualitas pemain lapangan tengah yang tidak mendukung), maka system ini tidak akan berhasil.

d. Formasi 1-3-3-3

Formasi 1-3-3-3 hampir mirip dengan formasi 4-3-3. Perbedaannya terletak pada formasi barisan pertahanan. Seorang center back tidak berdampingan, melainkan masing-masing muka-belakang. Pemain yang paling belakang pada prinsipnya tidak menjaga seorang lawanpun, tetapi membantu rekan setimnya dan melindungi daerah pertahanan. Formasi 1-3-3-3 dapat digambarkan sebagai berikut:

1 = Penjaga gawang
2 = Libero
3 = Back kanan
4 = Center back
5 = Back kiri
6 = Gelandang kanan
7 = Gelandang tengah
8 = Gelandang kiri
9 = Kanan luar
10 = Striker
11 = Kiri luar

Cara melakukan formasi 1-3-3-3 adalah sebagai berikut.

  1. Pemain belakang tengah (center back) berada pada posisi di belakang ketiga pemain bertahan lainnya. Pemain ini biasa disebut Libero.
  2. Pemain libero terkait dengantugas penjagaan tertentu. Dia merupakan pemain “bebas” yang tugasnya melapis atau membantu pertahanan dan melindungi daerah berbahaya.
  3. Pemain yang berada di depan libero dapat melakukan penjagaan satu lawan satu (man to man marking). Resiko untuk dilewati atau di-lob menjadi lebih kecil karena posisi libero yang ada di belakang.
  4. Dari posisinya yang “dibelakang”, seorang libero mempunyai pandangan yang luas terhadap jalannya permainan. Dengan demikian, libero bertugas mengatur dan mengendalikan seluruh lini pertahanan. Dengan posisi yang benar, maka serangan pihak lawan akan tertuju ke arah libero. Dengan mencari saat yang tepat, libero dapat melakkan tindakan yang menghambat serangan lawan.
  5. Jika fungsi libero dibatasi hanya pada kegiatan pertahanan, maka system 1-3-3-3 ini berkurang sifat offensifnya. Oleh sebab itu, libero tidak harus dianggap sebagai “penyapu” (sweeper) saja, namun juga harus dapat ikut membantu serangan pada saat yang tepat. Jika hal tersebut terjadi, maka tempat yang ditinggalkan oleh libero harus diisi oleh stopper yang lain.

Perwasitan dalam Sepak Bola

a. Syarat-syarat Menjadi Wasit

Untuk menjadi wasit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

  1. Berbadan sehat menurut keterangan dokter (tidak berkaca mata, tidak buta warna dan penglihatan baik).
  2. Umur antara 24 sampai 40 tahun
  3. Berijazah SMA atau yang sederajat.
  4. Memahami dan melaksanakan janji wasit.

JANJI WASIT

Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban saya sebagai wasit dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh dasar dan tujuan PSSI dan menjalankan semua peraturan PSSI/KOMDA dengan sebaik-baiknya, demi keluhuran Korp Wasit pada khususnya dan keolahragaan pada umumnya.

b. Pakaian dan perlengkapan wasit
  1. Baju lengan pendek atau panjang, celana pendek, kaos kaki, sepatu sepak bola. Di dada sebelah kiri dipasang badge menurut haknya dan menurut ketentuan.
  2. Peluit diikat dipergelangan tangan.
  3. Notes (buku kecil) dan pensil atau alat tulis yang lain.
  4. Jam wasit, stop watch atau jam tangan.
  5. Uang logam untuk undian.
  6. Cadangan peluit dan pensil atau alat tulis yang lain.
  7. Kartu merah dan kartu kuning.

c. Kerjasama antara wasit, hakim garis, dan wasit cadangan

Dalam memimpin suatu pertandingan, wasit dibantu oleh dua orang hakim garis. Tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya dimulai setelah memasuki lapangan permainan. Wasit dan hakim garis saling mengisi kekurangan, saling membantu dan bekerjasama yang baik.

Berhasil atau tidaknya seorang wasit dalam memimpin pertandingan ditentukan dengan kemampuan kedua pembantu wasit tersebut. Wewenang dan tugas wasit dan hakim garis pada hakekatnya harus dimengerti sebagai kerjasama.

1) Tugas seorang wasit
  • Menegakkan dan menjalankan peraturan.
  • Tidak menjatuhkan hukuman pada saat-saat wasit itu yakin bahwa dengan jalan menghukum akan member keuntungan kepada regu yang melanggar.
  • Membuat catatan jalannya permainan.
  • Memberikan tendangan bebas langsung atau tidak langsung.
  • Memberikan tendangan hukuman (penalty kick).
  • Memberikan teguran (peringatan teguran/peringatan ringan), peringatan (kartu kuning) dan atau mengeluarkan pemain (kartu merah).
  • Menhentikan permainan untuk sementara atau seterusnya.
  • Menentukan apakah bola yang akan digunakan untuk pertandingan memenuhi syarat.

2) Tugas hakim garis
  • Membantu tugas wasit dengan berpegang teguh kepada peraturan-peraturan yang sudah ditentukan.
  • Memberi isyarat kepada wasit dalam hal-hal sebagai berikut : (1) Bila bola di luar permainan, harus dilakukan tendangan sudut atau tendangan gawang, serta bila terjadi bola keluar melalui garis samping harus menetukan regu mana yang berhak untuk melakukan lemparan ke dalam; (2) Apakah pemain dalam posisi off-side.
3) Tugas wasit cadangan
  • Menggantikan wasit atau hakim garis (bilamana ada yang berhalangan).
  • Mengurusi pergantian pemain.
  • Memberi isyarat wasit bila pertandingan telah selesai.
  • Melarang official regu masuk ke dalam lapangan.
  • Menerima isyarat dari wasit tentang nilai dan penghentian pertandingan.
  • Memberikan pendapatnya bila diminta oleh wasit utama.

4) Posisi wasit dan hakim garis

Agar wasit dapat mengamati pertandingan dengan cermat, maka wasit dan pembantu wasit perlu menempatkan diri di tempat yang benar, sehingga semua kejadian penting dapat diamati dengan baik. Kejadian itu seperti; permulaan pertandingan, tendangan sudut, tendangan gawang, tendangan hukuman, dll.

5) Isyarat-isyarat wasit dan hakim garis

Isyarat ialah suatu tanda berkenaan dengan permainan. Dalam permainan sepak bola isyarat tersebut dapat diberikan oleh wasit atau hakim garis, atau wasit pengganti.

a) Isyarat Wasit

Isyarat wasit dapat berupa peluit dan gerakan tangan, yaitu:
  • Bunyi Peluit

Bunyi peluit dari wasit umunya ada 2 macam yang didasarkan atas tujuan atau keguanaannya. Bunyi peluit dua kali pendek yang diikuti panjang, ini digunakan wasit sebagai isyarat dalam hal-hal sebagai berikut:
 Agar para pemain siap untuk memasuki lapangan permainan.
 Permainan dalam babak 1 selesai.
 Permainan dalam babak 2 selasai.

Bunyi peluit panjang satu kali,ini digunakan wasit sebagai isyarat dalam hal-hal berikut:
 Permainan dapat dimulai.
 Penghentian permainan untuk sementara karena ada kejadian
 Terjadi pelanggaran atas peraturan permainan.
 Bola keluar lapangan.
 Terjadi gol.
 Ada pemain yang cidera.
 Gangguan oleh cuaca atau penonton.
  • Gerakan Tangan

Untuk lebih memperjelas keputusannya isyarat wasit yang berupa bunyi peluit akan diikuti dengan gerakan tangan sebagai isyarat. Isyarat tangan itu diantaranya:
  1. Mengankat salah satu tangan lurus ke atas baik tangan kanan atau kiri berarti “ terjadi pelanggaran dengan hukuman tendangan bebas tidak langsung “.
  2. Mengangkat kedua tangan didepan dada menghadap kebawah dan digerakkan menyilang berarti “ tidak terjadi pelanggaran “.
  3. Kedua tangan menggantung sejajar disamping badan dengan telapak tanganmenghadap kedepan selanjutnta digerakan ke depan berarti “ meminta pemain untuk mundur ke belakang “.
  4. Salah satu tanganmenunjuk titik tengah berarti “ terjadi bola masuk kegawang/gol secara sah”.
  5. Salah satu tanganmenunjuk ke suatu tempat,sedang tangan yanglain menunjuk ke suatu arah, berarti “ menunjukkan tempat terjadinya pelanggaran dan arah bola “.
  6. Pada permulaan permainan wasit mengangkat salah satu tangan kea rah hakim garis dan pemain, berarti “ meminta yang bersangkutan siap untukmemulaipertandingan “.


b) Isyarat Hakim Garis

Untuk memberikan isyarat hakim garis menggunakan bendera. Isyarat itu adalah:
Mengangkat bendera lurus ke atas, berarti “ memberitahu kepada wasit untuk menghentikan permainan, karena bola keluar atau ada kejadian ataupun terjadi pelanggran, dengan menunjukkan bendera kearah tempat tersebut.

c) Isyarat Wasit Cadanagan
Isyarat dari wasit cadangan diberikan dari luar lapangan. Isyarat itu adalah :
(1) Adanya pergantian pemain
(2) Memberitahukan sisa waktu pertandingan
»»  Baca Selanjutnya...

Permainan Sepak Bola Kelas XI Semester Ganjil

Latihan bermain sepak bola mempunyai berbagai tujuan khusus antara lain :

  1. Meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi bermain.
  2. Melatih dan menerapkan taktik tertentu.
  3. Melatih kerja sama yang baik bagian atau unit tertentu, maupun tim secara keseluruhan.
  4. Meningkatkan kualitas fisik.

Dalam situasi permainan terdapat hal yang harus dikuasai :

  1. Strategi
  2. Taktik bermain
  3. Gerakan tertentu

Tujuan latihan untuk masing-masing lini/daerah dalam permainan sepak bola :

  1. Latihan bermain untuk pemain penyerang bertujuan mencetak gol.
  2. Latihan bermain untuk pemain lapangan tengah bertujuan mengirim bola ke pemain depan.
  3. Latihan bermain untuk pemain belakang bertujuan stopper bola (menghadang bola yang menuju daerah pinalti).

Latihan Bermain dengan Teknik Sederhana

Latihan bermain sepak bola mempunyai tujuan khusus yakni meningkatkan penguasaan keterampilan teknis dalam situasi bermain, melatih dan menerapkan teknik tertentu maupun tim secara keseluruhan, meningkatkan kualitas fisik. Berbagai strategi, teknik bermain, gerakan tertentu tidak akan dapat dikuasai tanpa penerapan di lapangan, terutama dalam situasi permainan. Hal tersebut dilatih dalam bentuk-bentuk latihan bermain dengan tugas-tugas yang ditentukan, sesuai dengan aspek-aspek tersebut. Bersamaan dengan melatih unsur-unsur tersebut, terbina pula kerja sama antar pemain.

Mengoper Bola

Memberi operan kepada teman dengan cara menyontek bola atau menendang dan memberi operan terobosan kepada kawan yang posisinya sangat menguntungkan sehingga dengan sontekan atau umpan terobosan ini biasanya banyak menghasilkan gol ke gawang lawan. Pelaksanaan mengoper bola dapat menggunakan bagian-bagian perkenaan bola antara lain kaki bagian dalam, kura-kura bagian dalam, kura- kura bagian luar, bahkan bisa menggunakan tumit. Mengoper bola bisa dilakukan dengan sikap bergerak.

Menghentikan Bola

Menghentikan bola dapat menggunakan bermacam-macam cara antara lain: telapak kaki bagian bawah (sol sepatu), kaki bagian dalam, kaki bagian luar, kura-kura kaki, paha, kepala, dan dada. Dalam menghentikan bola bagian perkenaan kaki disesuaikan dengan arah datangnya bola. Sebagai contoh : menghentikan bola yang bergulir di tanah menggunakan sol sepatu dan sebagainya.

Melakukan Latihan Menggiring Bola Melewati Rintangan atau Berbelok

Cara menggiring bola dapat dilakukan dengan menggunakan kaki bagian dalam, luar atau dengan punggung kaki, sedang cara tersebut antara lain:

  1. Menggiring bola dengan sambil membelok ke kiri dan kanan atau zig-zag dengan jarak tertentu dan selanjutnya bola diberikan pada pasangan di depannya.
  2. Latihan berikutnya sama dengan latihan yang pertama tetapi bola dibawa/digiring kembali dan diberikan pada teman yang berada di belakangnya.
  3. Latihan berikutnya sama dengan latihan ke-1 dan ke-2 hanya ditambah tingkat kesulitannya (misal: jarak menggiring bola ditambah panjang, kecepatan/lari membawa bola ditambah cepat).

Latihan Membawa Bola Berkelok-Kelok

Pada prinsipnya latihan ini sama dengan latihan membawa bola melewati rintangan atau berbelok, hanya latihan ini tingkat kesulitannya ditambah (misal pada saat ada rintangan tidak zig-zag tetapi berputar pada satu putaran kemudian bola diteruskan dibawa ke depannya atau bola dibawa kembali dan diberikan teman yang ada di belakangnya.

Latihan Teknik Dasar Menghadapi Lawan

Menghalangi lawan pada dasarnya adalah usaha merebut bola yang dibawa/dikuasai oleh lawan. Sedangkan cara menghalangi lawan adalah:

  1. Merebut Bola dengan Kaki dari Kaki lawan. Berhadapan dengan lawan salah satu kaki berusaha merebut bola dari kaki lawan.
  2. Menghalangi lawan dengan Jalan Menelujurkan Bagian Kaki dengan Jalan. Berusaha untuk menghalangi lawan agar tidak bisa melewatinya.
  3. Meluncurkan (Sliding). Bisa dengan berbagai arah berhadapan, samping kanan/kiri, dari belakang. Mengambil jarak tertentu kurang lebih salah satu kaki diluruskan, sampai sasaran (bola). Dengan jarak tersebut kaki diluncurkan dengan sasaran bola yang dibawa oleh lawan.

Menyundul Bola

Menyundul bola dapat dilakukan dengan mengambil sikap kaki ke muka, ke belakang atau ke dua kaki sejajar, sedangkan kedua kaki dibekuk. Selama bola melambung mendekati, pemain melakukan persiapan gerakan dengan cara mencondongkan badan ke belakang. Berat badan dengan gerakan konstan ke depan dari bagian atas badan dan dengan meluruskan kaki yang depan, sampai pemain hanya berdiri pada ujung sepatunya. Kedua tangan di ayunkan berlawanan dengan gerakan badan untuk menambah kekuatan.Macam menyundul bola dengan awalan, menyundul bola dengan melompat, menyundul bola dengan melayang.

Lemparan ke Dalam

Yang dimaksud dengan lemparan bola ialah melemparkan bola yang keluar lapangan dari garis samping kembali masuk ke dalam permainan. Yang perlu diperhatikan dalam pelemparan bola adalah:

  1. Bola harus dilemparkan dengan kedua belah tangan, sama kuatnya antara kiri dan kanan.
  2. Bola harus dilemparkan melewati kepala.
  3. Kaki tidak boleh diangkat dan kaki tidak boleh melewati garis.
  4. Kedua kaki bertumpu ke tanah, badan sedikit ditarik kebelakang agar ada tenaga lempar dari badan.
  5. Tidak boleh melempar bola ke badan lawan.
  6. Seorang pelempar bola tidak boleh menyentuh bola yang telah dilemparkan ke dalam lapangan permainan sebelum bola tersentuh oleh permainan lain (kawan atau lawan).

Latihan Dasar Menyepak Kearah Sasaran dan Latihan Menyepak ke Arah

Latihan dasar menyepak bola ke arah sasaran dimulai dari sederhana dilanjutkan dengan yang lebih sulit dan seterusnya menyepak bola ke arah gawang sebenarnya,

Latihan dasar tersebut antara lain:

  1. Menyepak bola dengan jarak pendek (2 meter) berpasangan dengan teman. Teman/pasangan sebagai sasaran dan seterusnya jarak ditambah.
  2. Latihan menyepak bola dengan sasaran 2 pasang dengan jarak pendek dan sasaran di antara tiang puncak tersebut, seterusnya jarak ditambah dan jarak antara tiang pancang dikurangi/dipersempit.
  3. Latihan selanjutnya menyepak bola ke arah gawang dengan sasaran yang ditentukan. Misalnya : sasaran pertama sudut gawang, sasaran kedua tengah-tengah gawang, sasaran ketiga sudut lain gawang.
  4. Latihan tahap berikutnya sama dengan yang ketiga tetapi diawali dengan lari/membawa bola dan pada jarak tertentu bola disepak kearah gawang.

Cara menembak bola kegawang adalah cara penyelesaian akhir untuk mencetak gol ke gawang lawan, cara menembak ke gawang lawan ada 2 cara :

  1. Cara menembak di daerah goal area (jarak dekat) ini biasanya dilakukan dengan bermacam-macam cara, dapat menggunakan kaki, kepala (heading).
  2. Cara menembak jarak jauh, untuk menembak ke gawang lawan jarak jauh biasanya menggunakan kura-kura kaki bagian dalam dan menggunakan punggung kaki.

Bermain Sepak Bola dengan Peraturan Sederhana

Peraturan tersebut antara lain:

  1. Hand ball : bola mengenai lawan
  2. Out ball : bola keluar lapangan
  3. Goal : bola masuk gawang
  4. Comer kick : tendangan sudut

Dengan peraturan sederhana membentuk kelompok untuk mengadakan latihan untuk mengadakan latihan bermain bola. Sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan adalah:


  1. Permainan dimulai dari titik tengah lapangan oleh regu yang telah memilih /memegang bola.
  2. Setiap regu berhak memasukkan bola ke gawang lawan dan sebaliknya, semua regu berhak mempertahankan gawangnya jangan sampai ada bola yang masuk.
  3. Apabila terjadi gol bola permainan dimulai lagi dari titik tengah lapangan oleh regu yang kemasukan bola.
  4. Pemenang ditentukan oleh banyaknya gol yang diperoleh. Regu yang lebih banyak memasukkan bola ke gawang lawan itulah regu yang dinyatakan menang.

Dalam pertandingan sepak bola kita sering mendengar kata-kata seperti diving, tackle, tendangan voli, tendangan first time, dan lain-lain. Untuk orang yang berkecimpung di dunia sepak bola, kata-kata itu tidak begitu asing. Namun bagi orang-orang awam, istilah seperti itu kadang membingungkan. Beberapa istilah yang sering kita dengar dalam permainan sepak bola :

  • Back Pass: umpan pemain ke arah penjaga gawang sebagai upaya untuk mengamankan wilayah pertahanan.
  • Clearing: menghalau bola di daerah pertahanan sejauh mungkin ke arah depan.
  • Bicycle Kick: tendangan akrobatik ke gawang lawan untuk menyambut umpan silang dengan cara melompat membelakangi gawang sambil menendang bola dilewatkan kepala penendang (tendangan salto).
  • Tendangan Gawang: tendangan yang dilakukan dari daerah gawang sebagai akibat keluarnya bola melewati garis gawang, dimana sentuhan terakhir dilakukan oleh pemain penyerang.
  • Tendangan Sudut: tendangan dari daerah sudut lapangan oleh pemain penyerang karena bola melewati garis gawang setelah menyentuh pemain bertahan.
  • Intercept: memotong umpan lawan.
  • Tendangan Voli: pemain penyerang menendang bola hasil umpan lambung tanpa menunggu bola menyentuh tanah.
  • Tendangan First Time: pemain penyerang menendang bola dengan keras ke arah gawang pada kesempatan pertama (sentuhan pertama dengan bola).
  • Diving: pemain lawan sengaja menjatuhkan diri di dalam wilayah kotak pinalti, seolah-olah dilanggar oleh pemain bertahan, dengan harapan akan mendapat hadiah tendangan pinalti.
  • Tendangan Pinalti: tendangan yang dilakukan dari titik pinalti di dalam daerah pinalti, dengan jarak 11 meter dari gawang.
  • Offside: pemain penyerang berada pada posisi lebih dekat ke gawang lawan dari pada pemain bertahan lawan sebelum bola diumpan oleh rekannya.
  • Handsball: pemain (selain kiper) menyentuh bola dengan tangan. Penjaga gawang juga akan dinyatakan handsball jika menyentuh bola di luar daerah pinalti.
  • Total Football: sistim permainan yang dikembangkan Belanda dengan melakukan serangan secara simultan ke arah gawang lawan oleh semua pemain, selain penjaga gawang.
Dalam permainan sepak bola terdapat beberapa istilah dalam posisi pemain, antara lain:


  • Keeper adalah pemain yang bertugas untuk mengamankan gawang dari kebobolan gol atau disebut penjaga gawang
  • Breaker adalah pemain terakhir sebagai pelapis penjaga gawang.
  • Stopper adalah pengawal breaker, biasanya tergantung stategi pelatih berapa orang yang dipasang.
  • Wing Back adalah pemain bertahan tapi bisa membantu serangan.
  • Playmaker adalah pemain yang mengendalikan alur serangan atau disebut gelandang
  • Winger adalah pemain murni sayap kiri atau kanan.
  • Target Man adalah pemain penyerang utama atau disebut striker murni.
  • Striker Tandem adalah pemain penyerang pembantu yang biasanya posisinya agak dibelakang striker murni.
»»  Baca Selanjutnya...

Kamis, 06 Desember 2012

Permainan Sepak Bola Kelas X Semester Ganjil

Sejarah Singkat Permainan Sepak Bola

Permainan sepak bola berasal dari negara Inggris. Pada tanggal 26 Oktober 1836 berdiri organisasi sepask bola yang bernama Foot Ball Associaton yang disingkat FBA. Federasi sepak bola dunia, yaitu Federation International The Football Association, disingkat FIFA dibentuk pada tanggal 21 Mei 1904 yang diketuai oleh Guirin.

Bangsa indonesia mengenal permainan sepak bola dari bangsa Belanda. Pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta, dibentuk persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, disingkat PSSI yang diketuai oleh Mr. Soeratin Sosro Soegondo, yang dikenal sebagai bapak pelopor sepak bola Indonesia.

Teknik Dasar Permainan Sepak Bola

Teknik dasar sepak bola terdiri atas bermacam-macam gerakan. Skill atau ketrampilan seseorang dalam memainkan si kulit bundar sangatlah dibutuhkan dalam suatu pertandingan yang berkualitas.

Teknik dasar permainan sepak bola dapat dibedakan sebagai berikut :

a. Teknik Tanpa Bola (Teknik Badan)

Teknik badan adalah cara pemain menguasai gerak tubuhnya dalam permainan, yang menyangkut cara berlari, cara melompat, dan cara gerak tipu badan.

b. Teknik Dengan Bola

Beberapa teknik yang menggunakan bola :

1) Teknik menendang bola (passing)

Menendang bola merupakan faktor terpenting dan utama dalam permainan sepak bola. Untuk menjadi seorang pemain sepak bola yang sempurna, perlulah pemain mengembangkan kemahirannya menendang dengan menggunakan kedua belah kakinya. Sebenarnya menendang adalah seni. Teknik ini memerlukan kemampuan mengukur jarak dan arah. Oleh karena itu, seorang pemain yang hendak menendang bola harus dapat menukur sejauh manakah tendangannya dapat dicapai dan kearah manakah bola itu hendak dituju.

Pemain sepak bola harus mampu melakukan gerakan menendang bola dengan baik dan benar sesuai dengan fungsi atau bagian kaki yang akan digunakan.

Pada dasarnya cara menendang bola dapat dibedakan menjadi lima yaitu:

a) teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam.
b) teknik menendang bola dengan punggung kaki.
c) teknik menendang dengan punggung kaki bagian dalam.
d) teknik menendang dengan punggung kaki bagian luar.
e) teknik menendang dengan kura-kura kaki.

2) Teknik menahan bola (kontrol)

Mengontrol bola adalah upaya untuk menguasai bola sebelum bola dihentikan oleh kaki.

Dalam upaya mengontrol bola pemain harus dalam kondisi siap dengan pengaman yang tepat agar dapat menguasai bola sepenuhnya. Setelah bola tersebut terkontrol dengan baik, bola baru dihentikan.

Menghentikan bola dapat dilakukan dengan cara:

a) menghentikan bola dengan telapak kaki.
b) menghentikan bola dengan punggung kaki.
c) menghentikan bola dengan dada.
d) menghentikan bola dengan paha.
e) menghentikan bola dengan perut.
f) menghentikan bola dengan kepala.

3) Teknik menggiring bola (drible)

Menggiring bola adalah suatu gerakan membawa bola dengan menggunakan kaki untuk menuju daerah pertahanan lawan dan untuk mengelak dari penjagaan lawan.

Ada beberapa cara menggiring bola yaitu:

a) menggiring bola dengan kaki bagian dalam.
b) menggiring bola dengan kaki bagian luar.
c) menggiring bola dengan punggung kaki.

Peraturan Permainan Sepak Bola

a. Jumlah dan Perlengkakapan Pemain
  1. Pertandingan dimainkan dua regu yang masing-masing terdiri atas 11 pemain.
  2. Pergantian pemain maksimal 3 orang dari satu pertandingan.
  3. Dalam pertandingan lain, penggantian dapat dilakukan sampai 5 orang pemain.
  4. Pemain dapat bertukar posisi dengan penjaga gawang asalkan mendapat persetujuan wasit sewaktu pertandingan sedang berhenti atau bola mati.
  5. Setiap regu dipimpin oleh seorang kapten.

b. Durasi pertandingan

Pertandingan berlangsung 2 x 45 menit diselingi waktu istirahat 15 menit.

Durasi pertandingan tidak dihitung dalam kasus:
  1. Pergantian pemain.
  2. Pemain cidera dan harus dibawa ke luar lapangan.
  3. Kasus lainnya.

c. Lapangan Permainan dan Bola
  1. Lapangan permainan berbentuk persegi panjang.
  2. Dengan panjang minimal 90 meter dan maksimal 120 meter.
  3. Dengan lebar minimal 45 meter dan maksimal 90 meter.
  4. Lapangan standar Internasional: a) Panjang minimal 100 meter dan maksimal 120 meter; b) Lebar minimal 64 meter dan maksimal 75 meter.
  5. Lebar daerah kiper 16,5 meter dan panjang 40,32 meter.
  6. Tinggi gawang 2,44 meterdan lebar gawang 7,32 meter.
  7. Jarak titik pinalty 11 meter.
  8. Diameter lingkaran tengah lapangan 9,15 meter.
  9. Bentuk bola: a) Bentuk bulat; b) Terbuat dari kulit atau jenis lainnya yang sesuai; c) Garis lingkar tidak lebih dari 70 cm,dan minimal 68 cm; d) Berat tidak lebih dari 450 gram dan tidak kurang dari 410 gram pada saat pertandingan dimulai; e) Tekanan bola antara 0,6-1,1 atmosfer (600-1100 g/cm²).

»»  Baca Selanjutnya...

Permainan Sepak Bola Kelas IX Semester Ganjil

Bermain Sepak Bola dengan Peraturan yang Dimodifikasi

Ada beberapa tujuan dari kegiatan bermain sepak bola yang dimodifikasi, diantaranya sebagai berikut.

a. Untuk menerapkan teknik-teknik yang dipelajari.
b. Agar siswa dapat menentukan posisi dalam tim sesuai dengan keterampilan masing-masing.
c. Agar siswa dapat menggunakan taktik dan strategi dalam bermain sepak bola.
d. Agar siswa dapat mengidentifikasi saat yang tepat untuk melakukan penyerangan dan pertahanan.

Adapun cara pembelajaran untuk bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi ini, antara lain sebagai berikut.

Cara I

Permainan dengan umpan sasaran, dengan cara sebagai berikut.

  1. Tentukan seorang pemain sebagai “sasaran” dari tiap regu dengan warna kostum berbeda dengan pemain yang lain.
  2. Permainan hanya menggunakan satu bola.
  3. Setiap regu berusaha menguasai bola dan mengumpan pada sasaran regunya serta berusaha menghadang bola yang dikuasai regu lawan.
  4. Perubahan penguasaan bola terjadi jika pemain bertahan berhasil menghadang bola, atau jika bola ke luar atau setelah dihasilkan satu poin oleh lawan yang menguasai bola.
  5. Suatu regu berhasil mendapat satu poin apabila berhasil melakukan enam kali umpan berturut-turut pada pemain sasaran. Sebaliknya, regu dinyatakan menang apabila mendapat poin banyak.

Cara II

Mengumpan dan menerima bola untuk mencetak gol melalui gawang kecil, dengan cara sebagai berikut.

  1. Siapkan 5 gawang selebar 2 – 3 meter dan peletakannya secara bebas di lapangan.
  2. Tiap regu dibedakan dengan kostum.
  3. Permainan menggunakan satu bola untuk memulai permainan dilakukan dengan tendangan dalam lapangan.
  4. Setiap regu berusaha melakukan umpan melewati gawang dan berusaha menjaga gawang bagi regu yang tidak menguasai bola.
  5. Setiap regu tidak boleh mengumpan melalui gawang yang sama dua kali berturut-turut.
  6. Setiap regu yang dapat mengumpan melalui gawang dan dapat diterima oleh teman satu regu dengan baik akan mendapat satu poin.
  7. Regu yang dapat mengumpulkan poin terbanyak dalam waktu 10 menit dinyatakan menang.

Taktik Formasi dalam Permainan Sepak Bola

Taktik adalah suatu usaha atau siasat dari suatu regu yang diterapkan dalam pertandingan dengan tujuan untuk memperoleh kemenangan. Taktik dapat dilakukan secara individu, perorangan ataupun dalam bentuk kerja sama dalam suatu kelompok dari tim yang bertanding. Dalam permainan sepak bola dikenal dua jenis taktik, yaitu taktik penyerangan dan taktik pertahanan.

Taktik Penyerangan

Penyerangan dalam pertandingan sepak bola pada umumnya dilakukan dengan kerja sama antarpemain. Walaupun tidak menutup kemungkinan sekali-kali terjadi penyerangan secara tunggal oleh seorang pemain.

Tujuan penyerangan adalah untuk dapat menghasilkan gol atau memasukkan bola ke gawang lawan. Beberapa pola penyerangan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

1) Pola Penyerangan W - M

Pengertian W - M di sini bila formasi pemain pada diagram ditarik garis imajiner dari barisan penyerang nomor 7, 8, 9, 10, dan 11 akan membentuk huruf W, sedangkan penarikan garis imajiner pada formasi pemain belakang nomor 2, 6, 5, 4, dan 3 akan membentuk huruf M.

2) Pola Penyerangan 1 - 4 - 2 - 4

Sistem 1 - 4 - 2 - 4 tidak lahir di Brasil, tetapi mendapat kehormatan di negara tersebut karena tim nasionalnya berhasil menjadi juara dunia yang menerapkan sistem 1 - 4 - 2 - 4, dan kemudian berkembang lebih popular daripada sistem W - M. Cara melakukan sistem tersebut sebagai berikut.

a) Empat barisan belakang merupakan pertahanan yang baik untuk menjaga gawangnya.
b) Kedua pemain tengah harus bekerja keras beroperasi pada lapangan yang mempunyai radius yang luas.
c) Keempat barisan depan dipersiapkan terutama untuk penyerangan.

3) Pola Penyerangan 1 - 4 - 3 – 3

Sistem penyerangan 1 - 4 - 3 - 3 lebih fleksibel dan kemungkinan lebih bervariasi daripada sistem 1 - 4 - 2 - 4 dengan menarik salah satu pemain depan. Kerja sama atau saling pengertian di antara barisan pertahanan hampir sama dengan sistem 1 - 4 - 2 - 4. Akan tetapi, posisi pertahanan dapat dipenuhi dengan jalan kerja sama yang baik antara ketiga pemain tengah (penghubung), ketiga pemain depan atau ketiga ujung tombak mengambil bagian di dalam pertahanan lawan jika lawan menyerang.

Taktik Pertahanan

Taktik pertahanan bertujuan untuk merampas bola dan membersihkan bola dari daerah berbahaya sehingga selamat tidak terjadi kemasukan gol. Beberapa pola pertahanan yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

1) Pola 4 - 4 - 2 dengan penempatan pemain di lapangan sebagai berikut.
2) Pola 5 - 3 - 2, dengan penempatan pemain di lapangan sebagai berikut.

Adapun jenis pola pertahanan meliputi:

1) Penjagaan Satu Lawan Satu (Man to Man Marking)

Prinsip dasar permainan bertahan adalah penjagaan (marking). Penjagaan yang paling pantas dilakukan di daerah pertahanan adalah penjagaan orang per orang (man to man marking). Dalam pola ini setiap orang bertanggung jawab untuk menjaga seorang pemain lawan. Penjagaan yang diutamakan adalah penjagaan yang fleksibel artinya di mana perlu penjagaan secara ketat, dan di mana tidak perlu dan lawan dapat ditinggalkan.

2) Penjagaan Daerah (Zona Defence)

Dalam pertahanan dengan cara penjagaan daerah ini, seorang pemain menjaga daerah tertentu di daerah pertahanan, sehingga setiap pemain yang masuk ke daerah tertentu menjadi tugas pemain yang bersangkutan untuk menghalanginya. Dalam arti bahwa dia menghalangi, menjaga, mengganggu, men-tackle pemain yang masuk kedaerahnya. Begitu lawan meninggalkan daerahnya, tugasnya diambil alih oleh pihak pertahanan lain, ke daerah mana lawan tersebut masuk.

3) Penjagaan Gabungan (Combination)

Penjagaan kombinasi adalah cara penjagaan perpaduan satu lawan satu dengan penjagaan daerah. Artinya setiap pemain menjaga lawan tertentu. Akan tetapi jika lawan tersebut tiba-tiba menukar posisinya dengan pemain lawan maka penjagaan dapat diserahkan kepada teman lain dan segera menjaga pemain lainnya. Dengan kata lain tidak perlu mengikuti lawan terus menerus. Dalam pelaksanaan pola ini tentu saja diperlukan saling pengertian dan kerja sama yang baik sesama pemain bertahan.



Dikutip dari : Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Oleh Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khadafi
»»  Baca Selanjutnya...

Permainan Sepak Bola Kelas VIII Semester Ganjil

Sepak bola telah dikenal ribuan tahun yang lalu. Bukti ilmiah memperlihatkan, di Cina sejak dinasti Han ada semacam sepak bola yang disebut “TSU CHU “ untuk melatih fisik tentaranya. Tsu Chu adalah latihan menendang bola kulit dan memasukkannya ke dalam jaring kecil yang diikatkan di bambu panjang. Pemain hanya boleh menggunakan kaki, dada, punggung, serta bahu sambil menahan serangan lawan. Namun, orang Inggrislah yang memulai perkembangannya dengan sempurna sehingga menjadi permainan sepak bola seperti sekarang ini.

Tanggal 26 Oktober 1863 berdiri Football Association yang pertama di London. Sampai akhirnya tahun 1904 didirikanlah Federation International Football Association (FIFA). Dan pada tahun 1931 berdiri Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang berkedudukan di Mataram.

Pada subbab ini, kamu akan belajar tentang teknik dasar dalam permainan sepak bola. Teknik dasar permainan sepak bola merupakan fondasi dari teknis permainan sepak bola, yang harus dimengerti, dikuasai, serta diterapkan di atas lapangan permainan, dikerjakan secara sederhana dan dikembangkan secara pribadi.

Teknik dasar dalam permainan sepak bola pada umumnya dapat dibagi atas dua (2) bagian, yaitu teknik dasar tanpa bola, meliputi teknik lari pemain, teknik lompat dari pemain, gerak tipu badan, dan sikap pertahanan; teknik dasar dengan bola, meliputi menendang bola, menyundul bola, menahan bola, menggiring bola, dan menangkap bola. Dalam subbab ini kamu hanya akan mempelajari teknik dasar dengan bola.

Teknik Dasar Menendang 

Menendang bola adalah mendorong bola dengan salah satu bagian kaki yang membutuhkan kekuatan, kecepatan, dan ketepatan. Tujuan melakukan tendangan adalah untuk memberikan passing/umpan kepada kawan, menembak ke gawang lawan (membuat gol), tembakan pembersihan dari belakang, dan untuk tendangan khusus (penalti, tendangan sudut, dan tendangan bebas).

Jika dilihat dari segi caranya, maka tendangan dapat dilakukan dengan:

a. Menendang bola dengan kaki sebelah dalam (kaki kanan atau kaki kiri) 

Cara melaksanakannya adalah sebagai berikut.


  1. Kaki tumpu berada di sebelah bola (samping bola). 
  2. Berat badan pada kaki tumpu dan tidak kaku, selanjutnya mata melihat bola. 
  3. Kaki yang digunakan untuk menendang diayunkan ke arah tujuan bola dengan ujung kaki ditarik (ayunan) membentuk sudut 90 derajat dengan kaki tumpu. 
  4. Tangan membentang ke samping untuk menjaga keseimbangan tubuh. 
  5. Bola ditendang pada bagian tengah-tengah bola, bagian kaki yang menyentuh bola adalah tengah-tengah kaki bagian dalam. 

Perlu diperhatikan untuk kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan:

  1. Kaki tidak membentuk sudut, sehingga bola bisa lolos dari bawah kaki. 
  2. Mata tidak melihat bola. 
  3. Bola dikontrol di depan kaki tumpu (bola bisa lepas atau memantul ke atas). 

b. Menendang bola dengan kura-kura kaki (punggung kaki) 

Cara melaksanakannya adalah sebagai berikut.

  1. Kaki tumpu diletakkan di samping belakang bola. 
  2. Kaki tendang diayun dari belakang, tenaga datang mulai dari paha. 
  3. Kaki yang menyentuh bola adalah daerah batas antara kaki depan dengan kaki bagian dalam. 
  4. Tangan direntangkan ke samping untuk keseimbangan, mata melihat pada bola. 
  5. Setelah menendang, kaki tendang sesaat masih terus mengikuti gerakan (followthrough). 

c. Menendang bola dengan kaki sebelah luar (efek) 

Cara melaksanakannya adalah sebagai berikut.

  1. Kaki tumpu berada sedikit jauh dari bola, mata melihat bola dan tangan terbuka. 
  2. Kaki yang digunakan untuk menendang menyentuh (memberikan tenaga kepada bola) tidak di tengah-tengah, tetapi di samping. 
  3. Gerakan kaki tendang terutama dari sendi lutut. 
  4. Mata melihat ke bola. 
  5. Setelah menendang, kaki tendang sesaat masih terus mengikuti gerakan (followthrough). 

Teknik Dasar Mengontrol/Menahan Bola 

Dilihat dari segi caranya, menahan/mengontrol bola dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Mengontrol bola dengan telapak kaki 

Cara melaksanakannya adalah sebagai berikut.

  1. Berat badan diletakkan di atas kaki tumpu, tangan dibuka, dan mata melihat bola. 
  2. Jika bola datangnya mendatar, kaki penahan dijulurkan ke depan menyambut bola. 
  3. Tumit kaki penahan diturunkan ke bawah, sedangkan ujung kaki menghadap ke atas. Bola dikurung antara telapak kaki dengan tanah. 
  4. Kalau bola datangnya dari udara, waktu untuk menyentuh bola yaitu pada saat bola belum menyentuh tanah. Bola disentuh sedikit di atas tengah lingkaran. 

b. Mengontrol bola dengan kaki sebelah dalam 

Cara melaksanakannya adalah sebagai berikut.

  1. Pandangan mata ke arah datangnya bola. 
  2. Badan condong sedikit ke arah datangnya bola. 
  3. Berat badan berada di atas kaki tumpu. 
  4. Lutut dan kaki yang akan menahan bola, bengkok sedikit ke arah luar. 
  5. Pada saat kontak dengan bola, kaki penahan diangkat sedikit dari tanah. 
  6. Kaki bagian dalam dan kaki penahan sedikit menghadap ke tanah dan mengurung bola antara kaki dan tanah. 

c. Mengontrol bola dengan kaki sebelah luar 

Cara melaksanakannya adalah sebagai berikut.

  1. Berat badan di atas kaki tumpu, bola dikontrol di depan kaki tumpu, tangan dibuka, mata melihat bola. 
  2. Kaki untuk menahan, ujung kaki ditarik dan seluruh kaki depan poros lutut membentuk sudut dengan tanah, bola dikontrol sewaktu hendak mental kembali ke udara dengan kaki sebelah luar dan mengenai sedikit atas tengah lingkaran. 

d. Mengontrol bola dengan perut 

  1. Pandangan mata ke arah bola. 
  2. Badan atas dibungkukkan ke depan, tangan dibuka, sedangkan perut dengan otot-otot perut ditarik dan dikencangkan, sehingga membentuk rongga untuk menerima bola yang akan datang (harus dilakukan dengan berhatihati). 
  3. Tumit diangkat sedikit ketika menahan bola bergulir. 
  4. Bola yang diterima diusahakan jatuh ke tanah untuk dikontrol dan bisa langsung dimainkan. 

e. Mengontrol bola dengan dada 

  1. Pandangan mata ke arah datangnya bola. 
  2. Badan condong sedikit ke belakang mulai dari lutut. 
  3. Mengontrol dengan dada dilakukan dengan membuka tangan ke samping, dada dikembangkan dan bola diterima dengan tengahtengah dada, bukan jatuh pada tulang rusuk (berbahaya). Sewaktu bola menyentuh dada, dada ditarik mengikuti bola, sehingga bola jatuh ke bawah (tidak memantul kembali). 

f. Mengontrol bola dengan paha 

Bola dikontrol dengan paha, dimana kaki ditekuk pada lutut dan sewaktu mengenai bola paha mengikuti jalan bola sehingga bola tidak mental, tetapi jatuh ke tanah dalam jarak permainan.

g. Mengontrol bola dengan kepala 

Mengontrol bola dengan kepala dilakukan dengan cara bola yang datang pada saat sampai dikaki (menyentuh), maka kepala dan badan atas ditarik ke belakang mengikuti jalan bola, sehingga bola tidak memantul ke udara, tetapi jatuh ke tanah untuk dikontrol atau dimainkan kembali.

Teknik Dasar Menyundul Bola 

Dalam sepak bola, teknik sundulan sangatlah penting. Sundulan dapat digunakan pada saat bola berada di atas. Sundulan dapat digunakan untuk memberi umpan atau membuat gol. Dasar-dasar yang harus dilakukan agar dapat melakukan sundulan dengan baik adalah sebagai berikut.

a) Sundulan dilakukan dengan seluruh badan.
b) Otot leher ditegangkan dan leher ditarik.
c) Bola harus mengenai dahi.
d) Mata mengikuti bola.

Sundulan dapat dilakukan dalam berbagai sikap atau posisi, yaitu:

a. Sundulan sambil berdiri 

Cara melaksanakannya adalah sebagai berikut.
Badan diayunkan ke belakang, lutut menyepak, tumit agak terangkat, leher ditegangkan sambil digerakkan ke depan dengan dahi memukul bola, sundulan dilakukan dengan kekuatan otot perut.

b. Sundulan sambil berlari/berjalan 

Cara melaksanakannya adalah sebagai berikut.
Sundulan sama dengan sundulan berdiri, hanya menyundul bola dengan awalan berjalan/berlari.

c. Sundulan sambil melompat 

Cara melaksanakannya adalah sebagai berikut.
Ketepatan waktu melompat harus tepat, karena bola harus disundul pada saat mencapai titik tertinggi dalam lompatan dan sikap badan pada bola dapat dilakukan dengan tiga cara, sebagai berikut.


1. Menggiring bola dengan kaki bagian dalam


Cara melakukannya adalah sebagai berikut. 

  • Pandangan mata ke arah bola. 
  • Kepala dan badan di atas bola. 
  • Bola didorong dengan kaki bagian dalam dan tetap dalam penguasaan. 
  • Bola didorong lurus ke depan. 

2. Menggiring bola dengan kaki bagian luar

Cara melakukannya adalah sebagai berikut. 

  • Pandangan mata ke arah bola. 
  • Kepala dan badan di atas bola. 
  • Bola didorong dengan kaki bagian luar. 
  • Kaki yang digunakan untuk mendorong bola diputar ke dalam, sehingga bagian kaki yang menyentuh bola adalah bagian kaki yang dekat dengan kelingking. 
  • Bola didorong ke depan dengan jarak yang masih dalam penguasaan. 

3. Menggiring bola dengan punggung kaki

Cara melakukannya adalah sebagai berikut. 

  • Pandangan mata ke arah bola. 
  • Kepala dan badan di atas bola. 
  • Bola didorong dengan punggung kaki.
  • Ujung kaki yang mendorong bola menghadap ke tanah. 
  • Ketika berlari, kaki melangkah pendek. 
  • Jarak bola masih dalam penguasaan pemain.



Dikutip dari : Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Oleh Budi Sutrisno dan Muhammad Bazin Khafadi
»»  Baca Selanjutnya...

Permainan Sepak Bola Kelas VII Semester Ganjil

Sepak bola merupakan salah satu jenis permainan bola besar yang dimainkan secara beregu. Pemain dalam sepak bola berjumlah sebelas orang tiap tim. Oleh karena itu, setiap regu pemain sepak bola disebut kesebelasan. Dalam sepak bola, setiap pemain memainkan bola dengan menggunakan seluruh anggota badan, kecuali tangan tidak diperbolehkan. Hanya pemain sepak bola yang menempati posisi sebagai penjaga gawang (kiper) yang diperbolehkan menggunakan semua anggota badan selama dalam batas garis 16 meter. 

Permainan sepak bola bertujuan untuk memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak mungkin dan menahan/menghalangi bola lawan tidak masuk ke gawang. Permainan ini dipimpin oleh seorang wasit dan dibantu dua orang penjaga garis sehingga pelaksanaan permainan ini dapat berjalan baik. 

Perkembangan permainan sepak bola saat ini mengalami kemajuan. Banyak hal baru yang memengaruhi permainan sepak bola. Berikut ini akan diuraikan tentang permainan sepak bola mulai dari sejarahnya sampai dengan teknik dasar permainannya. 

Sejarah Permainan Sepak Bola

Sampai saat ini nama permainan sepak bola belum jelas dari mana asalnya. Meskipun demikian, permainan sepak bola sangat populer di Inggris. Karena sepak bola mulai berkembang di Inggris maka Inggris diakui sebagai bangsa yang pertama kali mendirikan perserikatan sepak bola yang dinamakan Football Association. Organisasi ini dibentuk pada tahun 1863. 

Perkembangan sepak bola dari tahun ke tahun mengalami kemajuan sehingga tanggal 21 Mei 1904 dibentuk federasi sepak bola internasional yang dinamakan Federation International de Foot Ball Asssociation (FIFA). Atas prakarsa Julius Rimet maka setiap empat tahun sekali diselenggarakan kejuaraan dunia sepak bola yang dinamakan Julius Rimet Cup atau disebut World Cup. 

Perkembangan sepak bola pun terjadi di Indonesia. Persepakbolaan di Indonesia menunjukkan perkembangan. Oleh karena itu, pada tanggal 19 April 1930 dibentuklah Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta. Ketua umum PSSI pertama kali dijabat oleh Ir. Suratin Sastro Sugondo. Untuk mengenang jasanya maka mulai tahun 1966 diselenggarakan kejuaraan sepak bola untuk tingkat taruna remaja. Piala yang diperebutkan dinamakan piala Suratin Cup. (Sumber: id.wikipedia.org) 

Sarana dan Peralatan Sepak Bola 

Sarana dan peralatan yang digunakan dalam permainan ini adalah sebagai berikut. 
  • Lapangan Sepak Bola 
Perhatikan gambar lapangan sepak bola ini.
1) Panjang garis samping : 90 – 120 meter. 
2) Lebar : 45 – 90 meter. 
3) Jari-jari lingkaran tengah : 9,15 meter. 
4) Daerah gawang : 18,3 × 5,5 meter. 
5) Daerah penalti : 40,3 × 16,5 meter. 
6) Jarak titik tendangan hukuman penalti dengan garis gawang 11 meter. 
  • Gawang 
Gawang yang digunakan memiliki ketentuan sebagai berikut.
1) Gawang sepak bola dibuat dari kayu atau besi dengan dicat warna putih. 
2) Tinggi gawang berukuran : 2,4 meter. 
3) Lebar gawang berukuran : 7,3 meter.

  • Bola 
Bola yang digunakan untuk permainan sepak bola memiliki ketentuan sebagai berikut.
1) Bola terbuat dari bahan kulit atau bahan lain yang dapat digunakan. 
2) Keliling bola : 68 – 71 cm. 
3) Tekanan udara : 0,60 – 0,70 atm. 
4) Berat bola : 396 – 453 gram. 

Teknik Dasar Permainan 

Sepak Bola Berikut ini beberapa teknik-teknik dasar sepak bola. 

Teknik Menendang 

Teknik menendang dalam permainan sepak bola ada beberapa macam sebagai berikut.

Teknik menendang bola dengan kaki bagian dalam sebagai berikut.
  • Sikap tubuh berdiri menghadap ke arah bola.
  • Kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan lutut sedikit ditekuk. Kedua tangan untuk keseimbangan ditekuk di samping badan.
  • Kaki yang digunakan untuk menendang sedikit ditekuk dengan diputar ke arah keluar.
  • Kaki yang digunakan untuk menendang diayun dari belakang ke arah depan dengan sasaran bola di bagian samping.
  • Setelah menendang, berat badan digeser ke kaki yang digunakan untuk menendang. 
Teknik menendang bola dengan kura-kura kaki (punggung kaki) sebagai berikut. 
  • Sikap awal tubuh berdiri menghadap ke arah bola. 
  • Kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan lutut sedikit ditekuk, kemudian tangan rileks untuk keseimbangan. 
  • Pergelangan kaki yang digunakan untuk menendang bola, ditekuk ke bawah dan pandangan mata tertuju pada bola yang akan ditendang. 
  • Pada waktu akan menendang, lutut kaki yang digunakan untuk menendang ditekuk menghadap ke depan dan diayun dari belakang ke arah bola, kemudian kaki disentuhkan pada bola bagian belakang. 
  • Setelah menendang, berat badan ke arah depan. 
Teknik menendang bola dengan kaki bagian luar sebagai berikut. 
  • Sikap awal berdiri menghadap ke arah bola. 
  • Kaki tumpu diletakkan di samping bola dengan kedua tangan bergerak rileks untuk keseimbangan. 
  • Kaki yang digunakan untuk menendang sedikit diputar ke dalam. 
  • Pandangan mata ke arah bola, kaki yang digunakan menendang diayunkan ke depan. 
  • Kaki bagian luar dikenakan pada bola, kemudian berat badan digeser ke depan. 
Teknik Mengontrol/Menghentikan Bola

Teknik mengontrol atau menghentikan bola ada beberapa gerakan, yaitu sebagai berikut.

Teknik mengontrol dengan kaki bagian dalam sebagai berikut.
  • Sikap tubuh menghadap ke arah datangnya bola. 
  • Pergelangan kaki yang digunakan untuk mengontrol diputar ke arah luar.
  • Kaki tumpu lututnya sedikitnya ditekuk dan kedua tangan bergerak secara rileks untuk keseimbangan. 
  • Kaki yang digunakan untuk mengontrol bola diangkat diarahkan ke datangnya bola.
  • Bola disentuhkan pada kaki bagian dalam, kemudian kaki ditarik ke belakang, selanjutnya bola dikuasai. 
Teknik mengontrol bola dengan punggung kaki sebagai berikut. 
  • Sikap tubuh berdiri menghadap ke arah datangnya bola dan pandangan mata ke arah datangnya bola. 
  • Kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki yang digunakan untuk mengontrol bola ditekuk ke depan dengan pergelangan kaki ditekuk ke bawah. 
  • Pada waktu mengontrol bola, punggung kaki dikenakan pada bola. Selanjutnya, bola dikuasai. 
Teknik mengontrol bola dengan telapak kaki sebagai berikut. 
  • Sikap tubuh berdiri dengan tubuh dibungkukkan ke depan sambil pandangan mata ke arah datangnya bola. 
  • Pada waktu bola datang langsung ditahan dengan telapak kaki menghadap ke arah depan. 
  • Pada waktu menahan bola kaki tumpu dengan lutut sedikit ditekuk. 
Teknik mengontrol bola dengan kaki bagian luar sebagai berikut. 
  • Sikap tubuh berdiri dengan tubuh condong ke depan dan pandangan mata ke arah datangnya bola.
  • Kaki tumpu sedikit ditekuk dan kaki yang digunakan untuk mengontrol bola disilangkan untuk menahan bola atau dikenakan. 
  • Bola dikontrol dengan kaki luar dan tangan bergerak rileks untuk keseimbangan.


Dikutip dari : Buku Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Oleh Sri Wahyuni, Sutarmin, Pramono
»»  Baca Selanjutnya...