Takaran latihan olahraga yang harus diperhatikan adalah intensitas latihan, lamanya latihan, dan frekuensi latihan per minggu. Untuk mengetahui intensitas latihan (kerasnya latihan yang dilakukan) dapat dilakukan dengan menghitung denyut nadi. Bila seseorang melakukan aktivitas olahraga, denyut nadi akan meningkat.
Sampai seberapa jauh denyut nadi per menit itu dapat diketahui intensitas latihannya, baik pada olahraga prestasi maupun olahraga kesehatan. Menurut teori KATCH dan Mc ARDLE (1983). Cara pengukuran intensitas latihan adalah dengan rumus:
Denyut Nadi Maksimal (DNM) = 220 - umur (dalam tahun)
Untuk zona latihan olahraga prestasi, takaran intensitas latihannya antara 80% - 90% dari DNM. Jadi, bagi atlet yang berumur 20 tahun tersebut, takaran intensitas yang harus dicapai dalam latihan adalah:
80% s/d 90% x (220) - 20 = 170 sampai dengan 180 denyut nadi/menit
Untuk zona latihan olahraga kesehatan, takaran intensitas latihannya antara 70% - 85% dari DNM. Jadi, untuk orang yang berumur 50 tahun yang berolahraga sekedar untuk menjaga kesehatan dan kondisi fisik, takaran intensitas latihannya sebaiknya adalah:
70% s/d 85% x (220 - 50) = 119 sampai dengan 144 denyut nadi/menit
Angka-angka 160 s/d 180 denyut nadi/menit dan 119 s/d 144 denyut nadi/menit menunjukkan bahwa atlet yang berumur 20 tahun dan orang yang berumur 50 tahun tersebut berlatih dalam “Training Zone” (daerah latihan).
Atlet atau orang yang tidak berlatih dalam training zone dianggap sebagai kurang berlatih secara intensif. Untuk meningkatkan prestasinya, atlet harus berlatih dalam training zone. Demikian pula, untuk menjaga kondisi fisik, orang yang berolahraga untuk kesehatan haruslah berlatih dalam daerah intensif. Lamanya berlatih di dalam training zone adalah sebagai berikut:
- Untuk olahraga prestasi : 45 s/d 120 menit
- Untuk olahraga kesehatan : 20 s/d 30 menit
Tidak ada komentar :
Posting Komentar