Jumat, 07 Desember 2012

Permainan Sepak Bola Kelas XII Semester Ganjil

Formasi Permainan Sepak Bola

Sepak bola adalah permainan beregu, yang terdiri atas 11 orang. Permainan ini mengutamakan kerjasama antarpemain seregu untuk memenangkan pertandingan.

Untuk menjalin kerjasam yang baik diperlukan pengertian antara satu pemain dengan pemain lainnya. Hal ini berlaku baik dalam situasi menyerang maupun dalam keadaan bertahan. Pengertian dan kerjasama ini juga disesuaikan dengan tugas dan fungsi posisi dari setiap pemain di lapangan. Pegaturan tugas serta fungsi setiap pemain pada umumnya terdapat dalam system permainan. Oleh karenanya, baik sebagai pemain maupun sebagai Pembina, harus memahami system-sistem utama yang dipakai dalam permaina sepak bola.

Formasi (sistem) dalam permaina sepak bola adalah cara penempatan, ruang gerak serta pembagian tugas dari setiap pemain dengan posisi yang ditempatinya. Hal tersebut berlaku baik pada saat melakukan penyerangan maupun pada waktu melaksanakan pertahanan. Dengan system ini, setiap pemain telah mengetahui tugas utamanya, daerah atau ruang gerak masing-masing, memahami apa yang harus dilakuka pada saat menyerang, dan kemana harus bergerak, serta siapa yang harus dijaga kalau pihaknya kalah bola.

Dengan formasi, maka pola penyerangan dan pertahanan akan terkoordinir, dan kerjasama akan lebih terarah. Setiap formasi mempunyai cirri-ciri tersendiri dan menuntut kualitas atau tingkat kemampuan pemain yang berbeda. Bahkan setiap posisi dalam system tertentu memerlukan kualitas pemain yang tidak sama. Sebagai contoh, pemain lapangan tengah (gelandang) dalam formasi 4-2-4 merupakan pemain yang lebih komplit kemampuannya dibandingkan dengan tuntutan pemain lapangan tengah dalam formasi WM atau formasi 4-3-3.

Suatu tim sebelum menggunakan atau menerapkan suatu system tertentu, perlu terlebih dahulu mengkaji materi pemain yang dimiliki. Kualitas pemain yang ada harus sesuai dengan tuntutan system yang akan digunakan.

Beberapa formasi permainan sepak bola yang sering digunakan, di antaranya: formasi 4-2-4, 4-3-3, 4-4-2, dan 1-3-3-3. Formasi tersebut akan dipaparkan satu-persatu sebagai berikut.

a. Formasi 4-2-4

Formasi 4-2-4 lahir di Inggris dan kemudian berkembang luas. Formasi 4-2-4 mendapat penghormatan dari Negara Brasil, karena tim nasionalnya berhasil menjadi juara dunia dengan menerapkan formasi ini pada 1958. Formasi 4-2-4 digambarkan sebagai berikut.

1 = Penjaga gawang
2 = Back kanan
3 = Back kiri
4 = center back
5 = center back
6 = gelandang kanan
7 = Gelandang kiri
8 = Kanan luar
9 = Striker
10 = Striker
11 = Kiri luar

Cara melakukan formasi 4-2-4 adalah sebagai berikut.
  1. Empat pemain belakang merupakan pertahanan yang kuat. Kedua pemain tengah (center back) bermain berdampingan satu sama lain secara diagonal. Salah satu di antara center back ini ikut bergerak maju saat tim sedang melakukan serangan.
  2. Kedua back (kiri/kanan)mendapat bantuan penuh dari center back masing-masing, agar dapat lebih memusatkan perhatian pada penyerang sayap lawan. Dalam system ini, masing-masing back dapat membantu penyerangan, bergantung dari rusuk manan penyerangan itu dilakukan.
  3. Kedua pemain lapangan tengah (gelandang) merupakan pemain yang paling sibuk, mereka harus menjelajah lapanga dengan radius yang luas. Kedua pemain ini bertugas membangun serangan, dan harus ikut dalam bertahan jika timnya mendapat serangan.
  4. Keempat pemain penyerang mempunyai tugas utama menyerang. Kedua pemain sayap ikut dalam usaha membangun serangan, yang dimulai dari garis tengah lapangan. Kedua pemain sayap harus menyadari posisi mereka, yakni dengan berlari menuju garis gawang lawan.
  5. Kedua pemain penyerang tengah yang merupakan dua ujung tombak penyerangan merupakan bahaya permanen bagi gawang lawan. Untuk membuyarkan pertahanan lawan, kedua penyerang tengah ini harus sering bertukar posisi dan mencoba untuk menyelesaikan gerakan awal yang dilakukan oleh pemain lain (terutama pemain sayapnya). Di samping itu, tugas lainya adalah untuk membuka “celah” bagi pemain-pemain yang dating menyerang dari lapangan tengah.

b. Formasi 4-3-3

Formasi ini lebih fleksibel dan merupakan variasi formasi 4-2-4 dengan menarik salah satu pemain depan ke posisi gelandang. Pertahanan hamper sama dengan formasi 4-2-4 hanya perbedaannya pada formasi ini pertahanan mendapat dukungan yang lebih baik dari tiga pemain lapangan tengah, yang mengisi daerah depan area pertahanan. Dengan kombinasi ini, kedua pemain belakang (full back)dan pemain lapangan tengah dapat melakukan terobosan. Biasanya ketiga penyerang melakukan tekanan terhadap pertahanan lawan, dan harus memanfaatkan setiap kesempatan untuk mencetak gol. Pemain ini harus dapat membuka celah untuk pemain lainnya dengan jalan untuk menyibukkan pemain belakang lawan. Formasi 4-3-3 dapat digambarkan sebagai berikut.

1 = Penjaga gawang
2 = Back kanan
3 = Back kiri
4 = Poros haling/center back
5 = Poros haling/center back
6 = Gelandang kanan
7 = Gelandang tengah
8 = Gelandang kiri
9 = Kanan luar
10 = striker
11 = Kiri luar

Cara melakukan formasi 4-3-3 adalah sebagai berikut.
  1. Dukungan pemain lapangan tengah menguntungkan bagi kestabilan pertahanan.
  2. Pemain lapangan tengah dapat melakukan terobosan yang tiba-tiba kea rah pertahanan lawan.
  3. Pemain gelandang tengah berperan sebagai “pengatur” dalam membangun permainan, mengatur penyerangan dan juga memperhatikan pertahanan.
  4. Dari ketiga penyerang diperlukan seorang yang mengendalikan komando yang dapat melancarkan serangan, sehingga senantiasa membahayakan gawang lawan. Dia harus mampu menjalin kerjasama dan menyatukan sesame penyerang.
  5. Pemain sayap dapat bergerak lebih bervariasi dari pada pemain sayap formasi 4-2-4.
  6. Di samping gerakan perorangan seperti terobosan ke garis gawang lawan, cirri khusus formasi 4-3-3 adalah pertukaran posisi antar pemain yang banyak sekali dilakukan.

c. Formasi 4-4-2

Formasi ini secara otomatis memiliki kecendrungan dapat membuat barisan pertahanan lebih baik dan suatu penignkatan keseimbangan dilapangan tengah. Formasi 4-4-2 dapat digambarkan sebagai berikut.

1 = Penjaga gawang
2 = Back kanan
3 = Back kiri
4 = Poros haling/center back
5 = Poros haling/center back
6 = Gelandang kanan
7 = Gelandang tengah
8 = Gelandang tengah
9 = Gelandang kiri
10 = Striker
11 = Striker

Cara melakukan formasi 4-4-2 adalah sebagai berikut:
  1. Di depan daerah pertahanan, barisan pertahanan diperkuat empat pemain lapangan tengah, yang sekaligus memungkinkan untuk mengendalikan lapangan tengah dengan lebih baik.
  2. Jika dilakukan dengan cara yang benar, maka system ini hanya secara temporer memerlukan bantuan dilapangan tengah. Terobosan-terobosan sebanyak mungkin harus dilakukan dari lapangan tengah, dan langsung mengancam lawan. Dengan kata lain, pemain lapangan tengah harus mempunyai kemampuan yang sama dengan penyerang dalam mencetak gol.
  3. Kedua pemain harus membuat pemain belakang lawan sibuk dan senantiasa mengancam gawang lawan. Di samping itu, mereka juga harus dapat membuka ruang bagi rekan setimnya (pemain lapangan tengah) dengan melakukan gerakan-gerakan individual seperti membawa bola, menahan bola beberapa saat dan hal-hal lainnya, seperti mengoper bola, melakukan gerak tipu dan sebagainya.
  4. Perlu diingat jika “barisan kedua” pada lapangan tengah ternyata tidak berbahaya bagi gawang lawan (karena kualitas pemain lapangan tengah yang tidak mendukung), maka system ini tidak akan berhasil.

d. Formasi 1-3-3-3

Formasi 1-3-3-3 hampir mirip dengan formasi 4-3-3. Perbedaannya terletak pada formasi barisan pertahanan. Seorang center back tidak berdampingan, melainkan masing-masing muka-belakang. Pemain yang paling belakang pada prinsipnya tidak menjaga seorang lawanpun, tetapi membantu rekan setimnya dan melindungi daerah pertahanan. Formasi 1-3-3-3 dapat digambarkan sebagai berikut:

1 = Penjaga gawang
2 = Libero
3 = Back kanan
4 = Center back
5 = Back kiri
6 = Gelandang kanan
7 = Gelandang tengah
8 = Gelandang kiri
9 = Kanan luar
10 = Striker
11 = Kiri luar

Cara melakukan formasi 1-3-3-3 adalah sebagai berikut.

  1. Pemain belakang tengah (center back) berada pada posisi di belakang ketiga pemain bertahan lainnya. Pemain ini biasa disebut Libero.
  2. Pemain libero terkait dengantugas penjagaan tertentu. Dia merupakan pemain “bebas” yang tugasnya melapis atau membantu pertahanan dan melindungi daerah berbahaya.
  3. Pemain yang berada di depan libero dapat melakukan penjagaan satu lawan satu (man to man marking). Resiko untuk dilewati atau di-lob menjadi lebih kecil karena posisi libero yang ada di belakang.
  4. Dari posisinya yang “dibelakang”, seorang libero mempunyai pandangan yang luas terhadap jalannya permainan. Dengan demikian, libero bertugas mengatur dan mengendalikan seluruh lini pertahanan. Dengan posisi yang benar, maka serangan pihak lawan akan tertuju ke arah libero. Dengan mencari saat yang tepat, libero dapat melakkan tindakan yang menghambat serangan lawan.
  5. Jika fungsi libero dibatasi hanya pada kegiatan pertahanan, maka system 1-3-3-3 ini berkurang sifat offensifnya. Oleh sebab itu, libero tidak harus dianggap sebagai “penyapu” (sweeper) saja, namun juga harus dapat ikut membantu serangan pada saat yang tepat. Jika hal tersebut terjadi, maka tempat yang ditinggalkan oleh libero harus diisi oleh stopper yang lain.

Perwasitan dalam Sepak Bola

a. Syarat-syarat Menjadi Wasit

Untuk menjadi wasit harus memenuhi persyaratan sebagai berikut.

  1. Berbadan sehat menurut keterangan dokter (tidak berkaca mata, tidak buta warna dan penglihatan baik).
  2. Umur antara 24 sampai 40 tahun
  3. Berijazah SMA atau yang sederajat.
  4. Memahami dan melaksanakan janji wasit.

JANJI WASIT

Saya berjanji dengan sungguh-sungguh akan memenuhi kewajiban saya sebagai wasit dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh dasar dan tujuan PSSI dan menjalankan semua peraturan PSSI/KOMDA dengan sebaik-baiknya, demi keluhuran Korp Wasit pada khususnya dan keolahragaan pada umumnya.

b. Pakaian dan perlengkapan wasit
  1. Baju lengan pendek atau panjang, celana pendek, kaos kaki, sepatu sepak bola. Di dada sebelah kiri dipasang badge menurut haknya dan menurut ketentuan.
  2. Peluit diikat dipergelangan tangan.
  3. Notes (buku kecil) dan pensil atau alat tulis yang lain.
  4. Jam wasit, stop watch atau jam tangan.
  5. Uang logam untuk undian.
  6. Cadangan peluit dan pensil atau alat tulis yang lain.
  7. Kartu merah dan kartu kuning.

c. Kerjasama antara wasit, hakim garis, dan wasit cadangan

Dalam memimpin suatu pertandingan, wasit dibantu oleh dua orang hakim garis. Tugas dan kewenangan yang diberikan kepadanya dimulai setelah memasuki lapangan permainan. Wasit dan hakim garis saling mengisi kekurangan, saling membantu dan bekerjasama yang baik.

Berhasil atau tidaknya seorang wasit dalam memimpin pertandingan ditentukan dengan kemampuan kedua pembantu wasit tersebut. Wewenang dan tugas wasit dan hakim garis pada hakekatnya harus dimengerti sebagai kerjasama.

1) Tugas seorang wasit
  • Menegakkan dan menjalankan peraturan.
  • Tidak menjatuhkan hukuman pada saat-saat wasit itu yakin bahwa dengan jalan menghukum akan member keuntungan kepada regu yang melanggar.
  • Membuat catatan jalannya permainan.
  • Memberikan tendangan bebas langsung atau tidak langsung.
  • Memberikan tendangan hukuman (penalty kick).
  • Memberikan teguran (peringatan teguran/peringatan ringan), peringatan (kartu kuning) dan atau mengeluarkan pemain (kartu merah).
  • Menhentikan permainan untuk sementara atau seterusnya.
  • Menentukan apakah bola yang akan digunakan untuk pertandingan memenuhi syarat.

2) Tugas hakim garis
  • Membantu tugas wasit dengan berpegang teguh kepada peraturan-peraturan yang sudah ditentukan.
  • Memberi isyarat kepada wasit dalam hal-hal sebagai berikut : (1) Bila bola di luar permainan, harus dilakukan tendangan sudut atau tendangan gawang, serta bila terjadi bola keluar melalui garis samping harus menetukan regu mana yang berhak untuk melakukan lemparan ke dalam; (2) Apakah pemain dalam posisi off-side.
3) Tugas wasit cadangan
  • Menggantikan wasit atau hakim garis (bilamana ada yang berhalangan).
  • Mengurusi pergantian pemain.
  • Memberi isyarat wasit bila pertandingan telah selesai.
  • Melarang official regu masuk ke dalam lapangan.
  • Menerima isyarat dari wasit tentang nilai dan penghentian pertandingan.
  • Memberikan pendapatnya bila diminta oleh wasit utama.

4) Posisi wasit dan hakim garis

Agar wasit dapat mengamati pertandingan dengan cermat, maka wasit dan pembantu wasit perlu menempatkan diri di tempat yang benar, sehingga semua kejadian penting dapat diamati dengan baik. Kejadian itu seperti; permulaan pertandingan, tendangan sudut, tendangan gawang, tendangan hukuman, dll.

5) Isyarat-isyarat wasit dan hakim garis

Isyarat ialah suatu tanda berkenaan dengan permainan. Dalam permainan sepak bola isyarat tersebut dapat diberikan oleh wasit atau hakim garis, atau wasit pengganti.

a) Isyarat Wasit

Isyarat wasit dapat berupa peluit dan gerakan tangan, yaitu:
  • Bunyi Peluit

Bunyi peluit dari wasit umunya ada 2 macam yang didasarkan atas tujuan atau keguanaannya. Bunyi peluit dua kali pendek yang diikuti panjang, ini digunakan wasit sebagai isyarat dalam hal-hal sebagai berikut:
 Agar para pemain siap untuk memasuki lapangan permainan.
 Permainan dalam babak 1 selesai.
 Permainan dalam babak 2 selasai.

Bunyi peluit panjang satu kali,ini digunakan wasit sebagai isyarat dalam hal-hal berikut:
 Permainan dapat dimulai.
 Penghentian permainan untuk sementara karena ada kejadian
 Terjadi pelanggaran atas peraturan permainan.
 Bola keluar lapangan.
 Terjadi gol.
 Ada pemain yang cidera.
 Gangguan oleh cuaca atau penonton.
  • Gerakan Tangan

Untuk lebih memperjelas keputusannya isyarat wasit yang berupa bunyi peluit akan diikuti dengan gerakan tangan sebagai isyarat. Isyarat tangan itu diantaranya:
  1. Mengankat salah satu tangan lurus ke atas baik tangan kanan atau kiri berarti “ terjadi pelanggaran dengan hukuman tendangan bebas tidak langsung “.
  2. Mengangkat kedua tangan didepan dada menghadap kebawah dan digerakkan menyilang berarti “ tidak terjadi pelanggaran “.
  3. Kedua tangan menggantung sejajar disamping badan dengan telapak tanganmenghadap kedepan selanjutnta digerakan ke depan berarti “ meminta pemain untuk mundur ke belakang “.
  4. Salah satu tanganmenunjuk titik tengah berarti “ terjadi bola masuk kegawang/gol secara sah”.
  5. Salah satu tanganmenunjuk ke suatu tempat,sedang tangan yanglain menunjuk ke suatu arah, berarti “ menunjukkan tempat terjadinya pelanggaran dan arah bola “.
  6. Pada permulaan permainan wasit mengangkat salah satu tangan kea rah hakim garis dan pemain, berarti “ meminta yang bersangkutan siap untukmemulaipertandingan “.


b) Isyarat Hakim Garis

Untuk memberikan isyarat hakim garis menggunakan bendera. Isyarat itu adalah:
Mengangkat bendera lurus ke atas, berarti “ memberitahu kepada wasit untuk menghentikan permainan, karena bola keluar atau ada kejadian ataupun terjadi pelanggran, dengan menunjukkan bendera kearah tempat tersebut.

c) Isyarat Wasit Cadanagan
Isyarat dari wasit cadangan diberikan dari luar lapangan. Isyarat itu adalah :
(1) Adanya pergantian pemain
(2) Memberitahukan sisa waktu pertandingan

Tidak ada komentar :

Posting Komentar